Rabu Wekasan atau Rebo Pungkasan : Datangnya 320 Ribu Penyakit dan 20.000 Bencana, Lakukan Sholat LIDAF'IL BALA Untuk Tolak Balak

Banyak yang belum mengerti apa itu Rebo Pungkasan, kapan? Apa Rebu Pungkasan merupakan tradisi Agama Islam? Apakah ada dalil tentang Rebo Pungkasan

Rabu Wekasan atau Rebo Pungkasan : Datangnya 320 Ribu Penyakit dan 20.000 Bencana, Lakukan Sholat LIDAF'IL BALA Untuk Tolak Balak - Dalam Islam Rebo Wekasan tercatat dalam kalender hijriah pada Hari Rabu bulan Safar bulan ini.

Doa Rebo Pungkasan



Rabu Pungkasan  adalah dimana hari Rabu paling akhir dibulan safar, banyak orang Muslim di Jawa menandakan bahwa Rabu Pungkasan akan dimulainya Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Rabu Pungkasan tanggal 6 Oktober 2021

Banyak yang belum mengerti apa itu Rebo Pungkasan, kapan? 

Apa Rebu Pungkasan merupakan tradisi Agama Islam?

Apakah ada dalil tentang Rebo Pungkasan?

Amalan apa yang harus di lakukan saat Rabu Pungkasan?

Kita Bahas permasalahan di atas biar jelas!

Apa itu Rabu Pungkasan ?

Rebo Pungkasan adalah nama hari Rabu terakhir di bulan Safar yang akan jatuh besuk pada hari Rabu tanggal 6 Oktober 2021.

Hal ini sesuai dengan perkataan Imam Abdul Hamid Quds, Mufti Imam Masjidil Haram Mekkah pada awal abad 20 dalam bukunya “Kanzul Najah was-Suraar fi Fadail al-Azmina Wasy-Syuhaar mengatakan:

“Banyak Waliyuallah yang mempunyai pengetahuan spiritual telah menandai bahwa setiap tahun terdapat 320 ribu balak (Baliyyat) jatuh ke bumi pada hari Rebo terkahir bulan Safar.

Pada hari Rabu ini biasanya akan banya dimulainya rangkaian Upacara Adat Safaran dari awal hari Rabu sampai hari Jum'at dibulan Maulid.

Adapun upacara adat banyak dilakukkan di berbagai tempat di Indonesia terutama di pulau Jawa. Upacara atau slametan berupa sedekah Ketupat dan Baritan ( syukuran makan bersama).

Keistimewaan hari Rabu Pungkasan ini adalah karena inilah satu satunya hari yang tidak tergantung pada hari pasaran dan neptu untuk melakukan suatu upacara adat.

Catatan dalam adat Kejawen hari pasaran dan neptu adalah sangat penting demi keselamatan dan berkah dari acara, kecuali pada hari Rabu Pungkasan ini.

Di hari Rabu pungkasan ini hari datangnya 320.000 sumber penyakit dan marabahaya 20.000 bencana.

Maka rata-rata upacara yang dilaksanakan pada hari Rabu ini untuk tolak bala.

Oleh Karena itu mulai Hari Rabu Pungkasan dari Mahgrib sampai Mahgrib Hari Kamis, untuk bisa melakukan Amalan-amalan Sebagai Orang NU: 


1. Sholat LIDAF'IL BALA 4 Roka'at Bitasliimataini, tiap2 Rokaat Ba'dal Fatihah baca surat AL-KAUTSAR X17. Surat AL-IKHLAS X5, Surat AL-FALAQ 1X, Surat AN-NAAS 1X. Sampai 4 Rokaat sama, 

Adapun Niat Sholat Lidafil Bala'


USHOLLY SUNNATAR ROK'ATAINI LIDAF'IL BALAA'I WAL AUJAA'I MUSTAQBILAL QIBLATI LILLAAHI TA'AALAA. 

2. Tempat mandi : Tempat minum, Sumur dicemplungi RAJAHAN.

3. Mandi Sunnah LIDAF'IL BALA'  

4. Do'a LIDAF'IL BALA' Setelah sholat 4 Roka'at.


Rebo Pungkasan Di Dalam Islam


Didalam kutipan SyariahIslam.com Rebo Pungkasan bersumber dari pernyataan dari orang-orang shaleh (Waliyullah).

Penulis kitab sama sekali tidak menyebutkan adanya keterangan dari sahabat maupun ulama masa silam yang menyebutkan hal ini.

Sedangkan sumber syariat Islam adalah Alquran dan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentunya berita semacam ini tidak lantas kita percaya.

Karena kedatangan bencana di muka bumi ini, merupakan sesuatu yang ghaib dan tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT.

Dan hal-hal yang ghaib dapat diketahui dengan petunjuk Alquran dan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Meyakini datangnya malapetaka atau hari sial di hari Rabu terakhir bulan Shafar (Rebo Pungkasan) termasuk jenis thiyarah (meyakini pertanda buruk) yang dilarang.

Karena ini merupakan perilaku dan keyakinan orang Jahiliyah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak ada penyakit menular (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Larilah dari penyakit kusta sebagaimana engkau lari dari singa”. (HR Bukhari, 5387 dan Muslim, 2220).


Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali, mengatakan, “Maksud hadits di atas, orang-orang Jahiliyah meyakini datangnya sial pada bulan Safar.

Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membatalkan hal tersebut.
Pendapat ini disampaikan oleh Abu Dawud dari Muhammad bin Rasyid al-Makhuli dari orang yang mendengarnya.

Barangkali pendapat ini yang paling benar. Banyak orang awam yang meyakini datangnya sial pada bulan Safar, dan terkadang melarang bepergian pada bulan itu.

Meyakini datangnya sial pada bulan Shafar termasuk jenis thiyarah (meyakini pertanda buruk) yang dilarang.” (Lathaif al-Ma’arif, hal 148).

Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari pernah ditanya tentang hukum Rebo Wekasan dan beliau menyatakan bahwa, “Semua itu tidak ada dasarnya dalam Islam (ghairu masyru’). Umat Islam juga dilarang menyebarkan atau mengajak orang lain untuk mengerjakannya."

Demikian artikel tentang Rabu Wekasan atau Rebo Pungkasan : Datangnya 320 Ribu Penyakit dan 20.000 Bencana, Lakukan Sholat LIDAF'IL BALA Untuk Tolak Balak


Posting Komentar

© Gurune Fatur. All rights reserved. Developed by Jago Desain